Friday, February 26, 2016

Surprise to Cherish

Beberapa hari lalu, saya melihat quote ini. Quote yang menginspirasi awal saya belajar videografi, membuat video, dan turut jadi semacam pegangan hidup saat mengarungi ombak kehidupan.*hoek*

----
Februari 2016.
Seru dan senang rasanya kembali bikin surprise video project.
Salah satu sahabat dekat saya kembali merayakan hari spesialnya. Sempat mikir mau kasih apa nih ya yang berguna dan berkesan. Yang selama ini bisanya bikin video. Ga bisa prakarya, bermusik, maupun beli yang wow wow mewah mepetsawah. Di sisi lain, tantangannya juga banyak karena Beliau bukan teman yang berasal dari lingkaran pergaulan yang sama dan terjamah oleh saya selama ini. Bermodalkan keinginan untuk berbuat sesuatu dan membahagiakan teman, perjalanan pun dimulai...

.Tepat 14 hari sebelum hari-H.
Diawali dengan percakapan iseng tuk nanya Kakaknya apa ada rencana surprise..
Ditengahi dengan malah jadi diajak ke market museum..
Diakhiri dengan keputusan tuk piki-piki dulu.

.3 hari berselang.
Belum ada kabar yang masuk. Kontak kembali coba dilakukan. Diskusi pun mulai setuju untuk bikin video. Dari sekian jenis konsep video surprise yang saya pernah buat-tahu-dan-share, terpilih ide untuk bikin video sambung lagu + greetings. Konsep yang memang masih terbilang feasibel bila mengingat tersisa 10 hari untuk produksi.
Tapi, lagi-lagi karena terbentur dengan batas-batas kebebasan bergaul dan keinginan berkarya terbaik tanpa merisihkan, ide dan diskusi pun dilakukan hanya dengan 1 orang, yaitu Sang Kakak. Ingin bisa kumpulkan jumlah orang sesuai umurnya tuk memeriahkan video ini. Bersama-berganti berekspresi dalam dubsmash, tuk kemudian diakhiri dengan greetings. Sebuah project video yang ambisius untuk deadline 10 hari. Masih mungkin tapi tidak mudah.

--
.H-10.
Minggu pagi tiba dibuka dengan kemajuan signifikan. Kakak memilih lagu untuk di-lipsync-kan, yaitu:"Rent - Seasons of Love". Nice Pick! Shooting pun sudah akan dimulai malam nanti untuk bagian keluarga. Sedangkan, untuk teman2nya akan coba dikontak dan dikoordinasikan oleh Si Kakak penolong ini. Karena selama ini hanya diskusi via WA, kami pun setuju untuk serah terima kamera dan lirik di sore jelang malam nanti.




Siang berganti sore.
Sang Kakak mengusulkan perubahan agar cukup dari family saja, karena akan sulit untuk koordinir teman2nya. 23 orang pun menurun jadi 10an orang, yang mana berarti perlu perubahan konsep.
5 menit berselang, dubsmash lalu juga diusulkan untuk hilang karena ga semua orang tahu lagunya.
4 menit berlalu, datang usulan lain untuk ga usah bikin video dan kasih kado langsung aja.
9 menit stlhnya, ide pun berubah untuk ga usah pakai orang tapi video ilustrasi.

Di titik itulah, mulai berkecamuk logika hati ini dengan sebuah prisip ideolisme tinggi akan ego perfeksionisme. Bahasa sederhananya: Bingung.

Pukul 18:38 akhirnya kami sepakat untuk go on dengan video sedapatnya. Sebuah keputusan telah diambil yang mungkin jadi salah satu awal tumbuhnya sejarah baru kebahagiaan belasan orang di 10 hari kemudian. Small miracles :)

Malam pun tiba, karena saya tidak dapat bantu shoot, kamera dan secarik kertas lirik berpindah tangan. Tutorial penggunaan kamera pun berlangsung 6 lantai di bawah 'korban' berada, hihihi.

--
.H-8 & H-7.
Hari ini kabarnya Kakaknya sudah akan selesai shoot. Tapi, karena ternyata baru sempat dari 1 rumah, kami pun sepakat untuk memundurkan serah terima kamera jadi Kamis nanti.

Sementara itu, karena sudah kudung terlanjur kalau pun nanti video ini dapat merisihkan Si Ultah, biarlah kerisihan itu berbalas dengan senyum kebahagiaan dan kenangan yang berumur panjang.. Jadi, Saya pun usul ke Kakaknya untuk buat 2 versi, yakni versi keluarga dan versi keluarga+teman.
Dimana yang temannya biar saya yang SKSD berkenalan dan meminta tolong untuk ikut. Risiko untuk dimarahin dan buat risih pun membesar. Tapi, ini bukan pertama kalinya saya terlibat dalam project serupa. Meski kemudian diomelin dan disesalin, biarlah 1 orang yang menanggungnya dibandingkan banyak orang yang harus menanggung penyesalan karena tidak bisa ikut berkontribusi.
Kembali ke quote di atas, semakin banyak orang yang bisa kita bantu untuk berbuat baik, pasti hasilnya akan semakin baik :)

Saya lantas kontak teman-teman dekatnya, dengan target 1 PIC per komunitas & cukup 1-2 komunitas saja. Akhirnya, gayung pun bersambut. 2 komunitas kawanan setuju tuk join, dengan skenario yang coba disusun serapih mungkin agar mereka tahu ini bukanlah hadiah dari 1 orang, tapi dari keluarga dan teman2nya (which is true), dan peran saya hanya sebatas ebagai editor, bukan inisiator maupun pengisi video. Suatu janji yang harus saya pegang dan komit kepada mereka dan juga kepada Yang Ultah.

Optimisme akan sebuah karya yang bagus pun kembali menyeruak ke permukaan. Yeaaaay :D

--
.H-6 - H-5.
Hari Kamis & Jumat. Saatnya mengambil kamera dan mulai edit.
Namun, ternyata sang Kakak masih sibuk dan belum sempat ke rumah 1 lagi. Bahkan dirinya dan mamanya juga belum masuk ke video. Kabar gembira datang di sore hari kalau Kakak akan ke rumah 1 lagi malam ini, karena mulai besok sudah sibuk dengan acara kawinan keluarga. Tapi karena 1-2 hal, video kakak dan mamanya belum bisa ter-rekam. Kamera pun diambil besok malamnya.

.H-4.
Weekend pun tiba. Saatnya untuk mulai mengedit.
Pas kamera dibuka, ternyata ada video dari 5 orang.
Bagian awal video pun sepakat akan diisi dengan foto-foto masa kecil Si Ultah. Karena Sang Kakak sedang sibuk dengan acara keluarga, saya pun akhirnya memakai metode lama.. Thanks to Zuckerberg! *mata lalu melotot tercengang melihat kiprah muda si ultah*

Hari ini jugalah deadline untuk teman-temannya untuk submit video ke saya.
17:30 saya coba tanya PIC komunitas 1, kabarnya baru 2 video terkumpul *jeng jeng jeng*.
Puji Tuhan, dengan kepemimpinan luar biasa, Sang PIC pun berhasil menambah video dalam waktu 5.5 jam. Akhirnya jam 11 malam, 7 video baru berhasil masuk ke komputer ini. yeaaaaayy..
*meski portrait semua* :)))

Tapi, sayangnya, di saat bersamaan, komunitas 1 lagi konfirm bahwa tidak ada video dari mereka karena lagi pada sibuk & rencana tidak jalan. 

Di hari ini juga saya mendapat kabar buruk. Bahwasanya Si Ultah melihat di hp kakaknya ada notification message dari saya. Tapi, untung dia tidak baca messagenya apa. Meski kemudian dia jadi kesal karena saya tidak bisa jawab itu untuk apa, jadi mungkin dia suudzone (bukan friendzone) saya nanya macam2. Agar rencana dan kerja keras teman2 serta keluarganya tidak jadi sia-sia, saya pun akhirnya ngaku kalau saya menanyakan ada rencana surprise / ga & bisa bantu apa (which is true), dan janji tapi untuk tidak ikut surprisenya...

--
.H-3.
Hari Minggu. Saatnya untuk selesaikan draft pertama video, at least storyboard.
Pas dicoba edit, ternyata lip-syncnya tidak sinkron semua, hihihi... Dan video dari komunitas 1 pun ternyata greetings saja. Jadi, positiiiipp.. konsep video pun berorientasi sepenuhnya pada greetings dgn backsound lagu Season of Love.

Sembari menunggu video dari Kakak, proses edit pun berlanjut sampai malam. Dan, akhirnya diperoleh masih ada kekosongan sekitar 1.5 menit. TIDAAAAAKKKK!

Seolah tersumpal awan kinton, langsung coba kontak2 lagi temannya yang belum kirim. Kebetulan, teman baiknya Si Ultah dari Komunitas 1 pun belum kirim karena tidak bisa dihubungi hingga H-3 itu. Tapi, untungnya di malam itu, kami beroleh kabar kalau dia siap shooting malamnya sama temannya 1 lagi, yang mana juga teman baik si Ultah. Tapi ga jadi juga sih malam itu. Huahahahhahaa...

.H-2.
Hari Senin. 1 hari lagi nih bro sis untuk finalisasi!!!
Sepulang lembur kantor, langsung kembali merapikan hasil editan, sembari mengabari teman baik si Ultah dan kakaknya untuk kirim. Mereka setuju untuk kirim malam / besoknya. Komunitas 2 pun coba saya tawari sekali lagi lewat PIC yang berbeda apabila mereka ingin join / tidak untuk greetings rame2, karena ada kekosongan slot 1 menit yang masih bingung mau diisi apa. Kalau diisi foto2, akan aneh dan jadi turun gitu flownya. Plus, uda keabisan foto yang bagus (dan benar).

.H-1.
Hari terakhir!
Hari di mana video harus jadi karena rencana akan diserahkan besoknya, sedangkan besoknya ga bisa ikutan surprise. Jadi... Akhirnya cepat2 pulang dari kantor. Sampai rumah 20:30, video harus sudah diantar sekitar pk 23. Tangan Tuhan pun bekerja. Dua teman baiknya sudah mengirimkan videonya di siang hari -- yang mana saya download di kantor klien :P

Kemudian, akhirnya dapat video dari kakaknya setelah 3x reminder hari itu karena kelupaan terus. huhuhu, maapkan saya, Kakak Si Ultah. Tapiii... ternyata dikirim dalam format WA dan jadi tercompress. Ternyata filenya 35mb, kakaknya sedang perjalanan pulang dari kampus (ga ada wifi), dan ga tau cara kirim file besar. Kakaknya pun jadi minta untuk ga usah ada video aja dari dia. Tapi, tapi, tapi kan...
Terlalu disayangkan, kalau akhirnya ga ada. #cowoPrinsipil #RanggaWannabe

Berpacu dengan waktu, akhirnya dr WA dikirim dan dengan file size yang tercompress 1/10-nya itu, hasilnya masih bisa diandalkan (idup ipon!). Ditambah dengan foto2 kakak + Si Ultah yang dikirim via WA, bagian Kakak pun selesai. YEAAAAY!!

Total semua slot terisi, bahkan ada menit2 kelebihan, untung juga ga jadi ada video dari komunitas 2. hahahaha.. Sebagian yang kurang penting jadi terpaksa dicut. Edit sana sini, sambil makan sesuap sesuap. Akhirnya render pun dimulai jam set 11 malam. Pergi mandi, jam 22:50 pas selesai. Burn ke CD & USB. Jalan dari rumah jam 11an, paket pun terkirim dengan aman di tempat tinggal kakak. Satpam pun menyambut karena kakak sudah tak tahan kantuk, hihihihi...

MISSION ACCOMPLISHED. UHUUY!


---
.Hari-H.
Di hari-h tiba saatnya surprise dan sesuai janji saya pun tidak bisa hadir di sana. Tapi, mendengar kabar dari kakaknya dan teman2PIC yang ikut menonton, saya pun mendapatkan kabar kalau Si Ultah berbahagia. Dilihat dari snapchat si Ultah pun dia ada snap beberapa. Senang melihatnya :')

Meski jauh dari sempurna, meski banyak cobaan dan rintangan, meski banyak risiko & duka yang harus ditempuh, kerja keras keluarga dan teman-temannya pun bisa tersalurkan dengan sempurna. Terima kasih sekali lagi sudah berpartisipasi :)


SELAMAT ULANG TAHUN!



Monday, October 20, 2014

Circle of Respects



Tahun 2014 – tahun dengan people’s movement terbanyak yang pernah saya saksikan, mulai dari Pemilu Indonesia, kampanye, pelantikan & pesta rakyat, sampai dengan beberapa gerakan sosial seperti ALS Ice Bucket Challenge. “Perang kata” muncul di berbagai social media, media cetak bahkan saat bertatap muka. Dari beberapa hasil pengamatan, sayangnya ada sejumlah orang yang terlihat gampang sekali melontarkan kritik yang negatif, bahkan dari sesuatu yang sebenarnya bertujuan positif. 

Tak dipungkiri, gua sendiri terkadang tidak bisa tahan diri untuk tidak mengkritisi pihak tertentu. Tetapi, di sisi lain, masih berusaha juga untuk objektif. Dan, ada 1 pihak yang selalu gw respek dari pihak manapun dia berasal, yakni: pemrakasa & relawan.  Dua hal inilah inti dari people’s movement.

Sebagai orang yang pernah beberapa kali buat video yang melibatkan banyak orang serta tidak dibayar, rasa-rasanya cukup paham gimana susahnya dan lelahnya jadi relawan itu. Karena itulah, secara pribadi, saya cukup risih saat melihat sejumlah orang masih saja mencibir gerakan-gerakan ini.

Kisah paling simpel saja adalah saat ALS Ice Bucket Challenge. Saya sendiri tidak melakukan itu karena tidak di-refer juga. Tapi, IMO, itu adalah gerakan yang sangat bagus. Baru pertama kali gerakan donasi masal melibatkan begitu banyak orang hampir di seluruh dunia. Baik kalangan atas maupun bawah terlibat, baik anak-anak bahkan sampai kakek nenek berpartisipasi.
Namun di sisi lain, ada juga sejumlah orang yang mengkritik gerakan ini dan mengaitkannya dengan mereka yang kehausan di negara kekurangan air bersih.

Pandangan pertanyaan saya akan kritik ini:
  1. Saat orang-orang ingin berbuat sesuatu yang positif untuk orang lain, apakah itu salah?
  2. Apakah mereka yang mengkritik ini mengetahui apa yang telah dilakukan oleh para pemrakasa dan relawan untuk membuat ini viral?
  3. Apakah mereka tahu seberapa besar pengorbanan uang, energi, waktu, dan keluarga yang sudah relawan lakukan?
  4. Mereka yang melakukan ALS ice bucket challenge ini hampir pasti tidak tinggal di negara yang kekeringan. Apakah mereka tahu cara-cara untuk mendonasikan air es yang digunakan untuk ALS itu ke negara-negara yang kekeringan?
  5. Bila mereka tidak tahu dan daripada mereka mengulur-ulur waktu untuk mencari tahu (atau bahkan jadi tidak peduli), apakah lantas tidak lebih baik bila air-air itu digunakan untuk donasi?
  6. Bukankah akan lebih indah bila kita memuji gerakan ALS ini dan mulai berpikir melakukan gerakan massal serupa untuk membantu mereka yang kekeringan?

Sama halnya dengan mereka yang mengkritik gerakan-gerakan relawan Jokowi, seperti konser salam 2 jari, video kampanye, pesta rakyat, dll. Ada pandangan bahwa gerakan tersebut pasti ada maunya, pencitraan, atau buang-buang uang. Pandangan pertanyaan saya lagi-lagi serupa:

  1. Saat orang-orang punya harapan akan pembaharuan lalu mereka mengorbankan energi , tenaga, uang, dan waktu mereka untuk harapan tersebut, apakah tidak sebaiknya kita hargai?
  2. Apakah mereka yang mengkritik ini tahu persis apa yang terjadi dengan gerakan-gerakan tersebut: siapa saja donornya, kesulitan pencarian konsep & idenya, keseriusan proses pelaksanaaannya, dll?
  3. Apakah sama sekali tidak ada dampak positif yang timbul dari gerakan ini, baik itu terhadap skala mikro individu maupun skala makro negara (nilai tukar Rupiah, IHSG, etc)?


Pertanyaan-pertanyaan dari kedua kasus ini kemudian mengerucutkan kesimpulan pandangan saya akan:
  1. Janganlah kita membanding-bandingkan suatu gerakan dengan gerakan lain, kejadian satu dengan kejadian lainnya, apalagi bila kita tidak terlibat persis di dalamnya
  2. Ciptakanlah budaya dan lingkaran menghargai dibandingkan siklus kritik dan komplain
  3. Bila tidak sreg dengan gerakan tertentu, janganlah komplain apalagi mempengaruhi orang lain untuk membencinya. Tapi, buatlah gerakan positif lainnya yang lebih baik. Tetapi, lagi-lagi bukan untuk dibandingkan, tapi untuk diakumulasikan menjadi tumpukan gerakan positif dunia. 1+1 is better than 1-0.5 :)
  4. Saat anda sudah berhasil memprakasai gerakan positif lainnya tersebut, harapan anda tentulah gerakan tersebut bisa impactful dan dihargai daripada dikritik / dibanding-bandingkan. Put yourself on other’s shoes, then circle-of-respect surely is better than cycle-of-hatred
  5. Keempat poin di atas tidak hanya berlaku untuk gerakan atau kejadian yang positif, tetapi juga untuk sesuatu yang negatif. Bedanya bukanlah diakumulasikan, tetapi sama-sama dieliminir.
    Poin 5 ini cocok dengan kejadian maraknya poster / meme yang “menantang” pertanggungjawaban orang Islam akan ISIS di saat mereka banyak menentang ketidakmanusiawian di Gaza. Saya bukan Muslim, tapi saya menentang meme itu. Karena menurut saya, tidak ada gunanya membandingkan konflik satu dengan konflik lainnya. Kedua-duanya salah dan harus dimusnahkan.
 
Akhir kata dari saya yang kesambet pagi ini karena sampai nge-blog renungan seperti ini:
Let’s respect each other and spread more positivity :)


Peace,
Edodotcom
Dotting. Our. Communities.

Tuesday, September 17, 2013

"Hope Grows From Here" - Shave For Hope 2013


Enam hari sudah semenjak penayangan perdananya dan 2 hari pula berselang setelah penayangan besar di depan publik, saya pikir ini momen yang belum terlambat untuk sharing sedikit banyak tentang sebuah video project terbaru @edodotcom Productions: "Hope Grows From Here".

Sebuah video yang dibuat untuk menyambut Shave For Hope 2013 (SFH2013). Apa itu SFH? Saya yakin teman-teman uda banyak tahu berkat buzzing everywhere anywhere :)
Yap, singkatnya SFH adalah sebuah event gerakan sosial (people's movement) untuk membantu adik-adik kita yang saat ini sedang disayang Tuhan dengan sebuah teman bernama Kanker Anak di RS Dharmais, Slipi, Jakarta.

Di bawah Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) yang diprakasai oleh Steny Agustaf dan Pandji, anak-anak ini diberikan dorongan semangat agar bisa terus percaya akan harapan sembuh. Mental adalah salah 1 faktor kunci untuk anak-anak ini bertahan hidup dan bisa sembuh. Lewat donasi dan penggalangan dana sana-sini, YPKAI turut menyalurkan bantuan bagi keluarga-keluarga yang tidak mampu secara finansial, apalagi mengingat sebagian besar anak-anak penderita kanker di RS Dharmais ini umumnya berasal dari keluarga para-sejahtera.

Berasaskan keinginan untuk #BantuSesama, Shave for Hope (SFH) dimulai semenjak tahun lalu sebagai ajang fundraising. Evio Productions dan AMSA (Asian Medical Students Association) dengan sejumlah donor finansial, media partner, Johnny Andrean Salon, para sponsor, dan relawan-relawati SFH lainnya bergandengan tangan merenda sebuah harapan, memfasilitasi penyediaan sayap-sayap bagi masyarakat luas yang ingin berbagi empati dan membantu anak-anak tersebut agar bisa terbang kembali.

Memasuki tahun ke-2-nya, Shave for Hope digelar di 4 kota besar. Menyaksikan sendiri puncak penyelenggaraan acara ini (SFH Jakarta) 2 hari lalu, komen gw cuma satu: UNBELIEAVABLE! Terlalu banyak hal indah, mengagumkan, dan menyentuh yang terjadi selama 15 jam acara tersebut. Postingan Mas Steny ini setidaknya bisa menggambarkan keluarbiasaan Shave for Hope tahun ini :)

Para Shavees dari Commonwealth Bank

JUTAAN helaian rambut terkumpulkan sebagai bukti empati dan kepedulian untuk #BantuSesama...
PULUHAN RIBU orang, baik perempuan maupun lelaki, dari bayi usia 3 bulan hingga kakek nenek, datang ke event dengan antusias dan beramal mau #BantuSesama...
RIBUAN orang siap sedia berpanas-panas mengantri dan merelakan rambut mereka dipotong guna
#BantuSesama...
RATUSAN performers tampil menghibur semua yang datang dan memberikan dukungan untuk SFH demi
#BantuSesama...
PULUHAN panitia tanpa kenal lelah bekerja melayani dan menyukseskan acara ini supaya bisa
#BantuSesama...
... dengan SATU visi, SATU hati, SATU tujuan: Social Angels, Ayo #BantuSesama!

Wall of Hope untuk #BantuSesama

Behind The Video Project


Visi ini juga sebenarnya yang menjadi dasar keterlibatan saya di Shave For Hope. Meskipun memakai baju panitia di acara kemarin, tapi sebenarnya baru nyemplung di acara ini sekitar 3 minggu sebelum event berjalan. Jadi, kalau ada yang kemarin ketemu gua dan nanya-nanya tentang proses registrasi dan segala halnya, itu maap-maap kalau ternyata menyesatkan. Cuma modal sotoy dan PD aja, hahahaha..
Jubilee Project #DGiC

Anyway...
Sudah lama sebenarnya muncul keinginan untuk bikin video project fundraising, khususnya untuk penderita penyakit berat. Keinginan yang terinspirasi gara-gara Jubilee Project - US YouTubers yang terkenal berkat video2inspiratif untuk good causes #DoingGoodIsContagious. Kalau tertarik lebih jauh tentang mereka bisa dibaca di postingan saya sebelumnya.

Setelah sekian sebentar menggeluti dunia videografi, akhirnya dikasih kesempatan sama Tuhan di tahun 2013 ini. Ernest Prakasa, bak malaikat tersipit yang mungkin pernah ada, mempertemukan gw dengan Steny Agustaf.  Ketemu pertama sama Mas Steny itu 2 minggu jelang hari-H. Setelah paham lebih dalam ttg SFH beserta ekspektasi videonya, proses pre-production resmi dimulai.

Pre-production diawali dengan pengumpulan cerita2ttg perjuangan anak-anak ini dari Mas Erwin selaku relawan YPKAI yang sering berinteraksi dengan anak-anak penghuni Dharmais dan orang tua mereka.  1 cerita yg saya inget banget adalah tentang seorang anak yang jam 1 pagi menghubungi Mas Erwin dan bertanya: "Mas, mati itu ... bagaimana rasanya?"

Digabung dengan cerita-cerita inspiratif dari anak-anak lainnya, akhirnya konsep skenario short movies pun rangkum. Namun... apa daya tangan tak sampai. Film ini hingga kini belum sempat diproduksi karena keterbatasan resources dan kesulitan mendapatkan pemeran anak kecil :(
Akhirnya, rencana pun berubah...
Judul Video Project untuk SFH 2013

Dengan target penayangan video di press conference dan waktu tersisa tinggal 1.5 minggu saja, konsep video diubah jadi video highlights event SFH Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya + garage sale yang diselenggarakan Mbak Pungky dan 3 temannya... which means materi utama video pun akan bergantung pada hasil karya seksi dokumentasi SFH di ketiga kota tersebut. Yang challenging adalah fakta bahwa SFH Bandung & Surabaya ini baru dilaksanakan 3 hari sebelum press conference!

Jadi, sembari menunggu kiriman dokumentasi tersebut, saya pikir ada baiknya mengunjungi Dharmais dahulu. Kebetulan tim fotografer (Mas Sandru dan Mas Heret + tim) sudah ada jadwal ke sana untuk pemotretan anak-anak sebagai materi ‘promosi’ event. Ya, Siapa tahu bisa mendapatkan cerita-cerita inspiratif dari anak-anak tersebut untuk difilmkan, sekaligus sebenarnya pengen melihat feasibilitas shoot di sana dan menjadikan anak-anak tersebut sebagai pemeran film yang short movies.

Tahap Production pun dimulai...
Datang ke sana, masuk ke lantai tempat perawatan anak-anak penderita kanker ini, saya sudah langsung dihadapkan pada pemandangan seorang ibu yang sedang nangis di ruang tunggu. Terisak-isak ibu tersebut menangis di bahu saudaranya yang duduk di kirinya, sedangkan di sebelah kanannya duduk 2 anak kecil termenung. Sebuah scene yang langsung buat tekad untuk bikin video for SFH ini makin besar...

Setelah Tyas (relawan YPKAI yang menemani kami) minta izin ke suster, akhirnya kami bisa foto dan shoot 4 anak, karena kondisi anak-anak lainnya sedang drop sehingga tidak bisa diajak ke ruang bermain. Di ruang bermain inilah, seluruh shoot dan foto diambil. Foto-foto keren yang kalian lihat di poster, layar, maupun area panel foto itulah hasil luar biasa dari Mas Heret dan tim :)
Hasil Karya Mas Sandru, Heret dan Tim
Dari sisi video sendiri, to be honest, dari awal sampai pertengahan, gw ga tahu mau shoot apaan. Jadi randomly shoot apa aja yang ada di ruangan tersebut (mainan, anak-anak, aktivitas, dll). Hingga pas jelang akhir kunjungan, enga sengaja nguping perbincangan seorang Ibu dengan Tyas dan Kiki (relawan YPKAI lainnya). Sesekali ibu itu juga terdengar berbicara sambil terisak-isak, namun masih penuh harapan agar anaknya sembuh.



SPONTAN gw minta tolong ke Kiki untuk meminta kesediaan ibu itu diinterview. Pas banget dengan tagline SFH 2013: “Hope Grows from Here”. Dan, ibu itulah yang bisa kalian lihat di video - Ibunda Tessa. Tessa didiagnosa menderita leukemia sejak sebulan lalu. Saat jalan-jalan sama keluarganya pas libur lebaran, badannya tiba-tiba panas dan berhari-hari ga turun. Pas interview, Ibu Tessa beberapa kali menangis dan mencoba tabah. Di akhir interview, dia bilang kalau dia masih sering nangis di kamar dan dikuatkan sama ibu itu (sambil menunjuk ke ibu yang lewat di depan kami).

Ibu ini memiliki 4 orang anak. Anak pertama dan ke-dua sudah meninggal, anak ke-tiga baru saja meninggal, dan si Bungsu kini sedang berjuang melawan kanker. 11 tahun, tidak bisa ngomong, tidak bisa jalan, dan tidak bisa makan dengan normal. Seorang ibu yang sudah bolak balik masuk rumah sakit sepanjang hidupnya hingga sempat merasakan frustrasi, depresi, bahkan hingga amnesia – pergi ke jalanan tanpa sadar dan tertabrak. Yang buat saya kagum adalah kata-kata Beliau ini:
 

“Semua orang bilang ke saya untuk tabah, ini Cobaan dari Yang Atas... Tetapi, bagi saya, ini bukan Cobaan, tapi Hadiah...” :’)

Bila kalian sudah menonton video, suara Ibu inilah yang terdengar di awal video. Karena awalnya enga ada rencana untuk shoot dia dan anaknya juga tidak ada di ruang bermain, jadinya momen dia berbicara seperti di atas tersebut tidak sempat terrekam. Tapi, semoga lewat blogpost ini bisa menginspirasi kita semua..
 
Setelah itu, saya interview juga Ibu Elang. Seorang anak yang pertama kali saya temukan di ruang bermain dan selalu ceria. Rada berbeda dari teman-teman lainnya di ruang bermain, saya melihat Elang sebagai sesosok anak yang sangat ingin diperlakukan dan bermain seperti anak-anak normal lainnya. Ibu Elang juga bercerita gimana anaknya ini sangat yakin dan sangat ingin sembuh, hingga dia kini tidak pernah melawan lagi untuk minum obat, disuntik, diinfus, dan menjalani pengobatan lainnya.

Rangkaian interview inilah yang kemudian saya putuskan menjadi prolog video. How the hope has strongly grown in each of those kids’ heart, been contagious to their parents, and now time for us to get involved in guiding those hopes towards the bright light at the end of the tunnel. Dan, kita bisa #turuntangan untuk itu, melalui sebuah gerakan sosial: Shave for Hope...


Proses post-production sendiri berlangsung sekitar 2 malam. Yang tersulit seperti biasa adalah penentuan film scoring. Dan, akhirnya terpilih lagu The Plan (Tony Anderson), Kiss The Rain (Yiruma), dan One Day (James Everingham). Glad to see how these three songs combined altogether touching everyone's heart to share and care thru Shave for Hope :)

Again, terima kasih banyak kepada semua pihak terkait atas kesempatan untuk terlibat dalam event ini. Semoga cerita di balik proses video ini bisa menginspirasi kita semua akan pentingnya rasa bersyukur dan #BantuSesama. Bersyukurlah selalu sudah diberi kesehatan dan sudah selayaknya kita yang sehat untuk jaga kesehatan. Jangan sampai anak-anak justru jadi korban dari kekurangpekaan kita untuk hidup sehat :)


Sebuah video berisikan highlight event Shave for Hope Jakarta 2013 kini sedang dalam proses pengeditan. Semoga bisa selesai segera dan mendorong kita untuk lebih semangat menyukseskan Shave for Hope 2014! Amin... 

Ayo #BantuSesama :)
"Ayo Bantu Sesama" video project, by @edodotcom Productions


@edodotcom
Dotting. Our. Communities.

Monday, July 22, 2013

Surprise Video Project on 2013

"If there's a light in everybody, send out your ray of sunshine" - Jason Mraz.

Sepetik kalimat yang selalu menginspirasi saya untuk menghargai & berusaha mewarnai hidup sesama menjadi lebih bahagia. Memang usaha tersebut masih sangat jauh dari ideal, namun setidaknya kalimat tersebut selalu berhasil mengetuk pintu hati ini untuk berbuat sesuatu yang saya mampu guna membahagiakan orang lain, meski mungkin cuma dalam salah satu momen singkat di sepanjang hidup mereka.

Semenjak mulai mengenal dunia videografi ini, video surprise bisa dibilang menjadi 'portofolio' project @edodotcom terbesar. Pernah mengalami rasanya kehilangan sahabat dekat yang meninggal tertabrak sekitar 2 tahun lalu semakin mengingatkan diri ini untuk sebisa mungkin membuat video untuk sesama (khususnya mereka yang sudah sangat berjasa dalam hidup saya) selagi mereka dan saya hidup. 

"Through many small miracles, lots of good things will happen" - Bonita.

My Video Project for My Friend Who Passed Away

Surprise video baik untuk birthday, farewell, dan wedding... baik untuk wanita maupun pria... baik single maupun double... semuanya selalu meninggalkan kesan yang sama: Ultimate Happiness :) Kebahagiaan yang menjadi bertambah karena adanya aspek kejutan saat menerimanya maupun saat menontonnya!
Dari dulu ingin sekali sebenarnya selalu merekam ekspresi mereka yang dibuatkan video surprise ini, namun biasanya untuk menambah nuansa kejutan, video lebih sering dikirim - tidak diterima & ditonton saat gua-nya ada di sana. Hehehe.. Tapi, gimanapun juga semua ekspresi kebahagiaan itu, baik yang terlihat maupun yang hanya terdengar, akan selalu memiliki tempat tersendiri di memori saya :)


2013 SURPRISE VIDEO


Bicara tahun 2013 ini, 'Birthday Surprise Video' kembali menjadi tema project besar saya. Birthday video ini ditujukan untuk seorang teman, seorang idola, dan seorang sahabat yang belum lama sebenarnya kenalan, namun sudah sangat membantu perkembangan diri saya khususnya sebagai videografer, yaitu Monika Yulianti. Bagi mereka yang akhir-akhir ini sering bilang "Semenjak pindah kerja (masuk EMTEK), Edo sekarang mainnya sama artis boook!!!" Naaah.. sebenarnya, itu enga ada hubungannya sih sama Emtek. Hahaha.. Salah satu sumber utamanya adalah video project ini :)

Mewakili keluarga dan teman-temannya Monika, saya menginisiasi video project ini sejak awal Mei 2013. Konsep yang diusung di awal sama dengan birthday surprise video yang pernah saya buat di awal 2012 untuk teman saya lainnya bernama, Kico, yaitu: "25 Things About Kico".

 
Birthday Surprise Video: 25 Things About Kico
 
Waktu itu video ini juga diinisiasi oleh saya bersama dengan pacarnya dan didukung oleh teman-teman lainnya yang ikut memberikan testimoni. Masih teringat gimana akhirnya si penerima ini tertawa selama menonton dan nangis seusai menonton.. *padahal konsepnya seram & bahagia*

Non-stop Cry from The Birthday Boy :))
Disesuaikan dengan umur Monika, jadilah rencana awalnya itu konsep "26 Things About Monika". Intinya, akan ada 26 ucapan dari 26 orang berbeda mengenai 26 hal berbeda seputar Monik.

CHALLENGES & LESSON-LEARNED


#1
Tantangan terbesar dalam video project ini adalah relasi saya dengan Monik sendiri yang kayaknya lebih pendek dari waktu panen lele. Berbeda dengan video-video surprise saya lainnya yang mana memang mostly untuk teman-teman kuliah yang sudah kenal lama. Kali ini kita baru kenalan sekitar 2-3 bulan, itupun via twitter doang. Sedangkan, impian video ini adalah bisa mengumpulkan ucapan dari keluarga dan teman-teman Monik... mereka yang totally out of my circle, enga perna ketemu bahkan kenal satu pun... Makanya pas awalnya, rada pesimis project ini bisa jalan.

Tapi, seiring berjalannya waktu, optimisme itu mulai meningkat perlahan-lahan. Apalagi, pas itu, ada aja kejadian-kejadian seolah tanda dari Tuhan untuk "Ayo, Do... ini Gua (Tuhan) kasih kesempatan. Now, it's up to you whether you wanna keep up or give up?!". Tanda-tanda kayak dikasi tiket nonton live The Voice di Indosiar, berkenalan dengan teman baik dan bonyok-nya Monik di Indosiar tersebut, sampai fakta kalau ternyata salah 1 orang yang diidolakan Monik ini adalah orang yang terlibat di video project saya sebelumnya - Soleh Solihun. Kalau ditarik ke belakang lagi juga pas kenalan, saya bilangnya ingin bantu buatkan video untuk dia. Jadi, semakin bulatlah tekad ini. Oooossshh!!!!

Dan, akhirnya sangat bersyukur banget karena sudah decide to GO instead of NO GO. Satu persepsi saya yang sangat berubah berkat video project ini adalah bahwasanya artis-artis itu sebenarnya orang-orang biasa juga seperti kita. Orang-orang yang ramah dan sangat bersedia ikut serta membahagiakan sesama, bahkan untuk sesama yang mungkin mereka enga kenal sama sekali. Untuk menghubungi mereka pun enga sesulit yang dipikirkan. Semuanya hanya modal nekad dan niat, jadilah dari yang kontak via twitter, sms, sampai SKSD nyapa langsung :))


Diawali dengan shooting para talenta luar biasa calon masa depan musik Indonesia *tsaaah* dari The Voice Indonesia (Billy Simpson, Tiara, Agseisa, Saptoto, Leona, Ferdinand, Pritta, Abdi, Santi, Eca, Yola, dan Gilbert), kemudian berlanjut ke band berisikan orang-orang kocak nan artistik yang sering gig dari kafe ke kafe - Southern AM, sampai akhirnya berkesempatan dapat video ucapan dari penyanyi papan atas seperti Bonita dan Glenn Fredly, plus tentunya Kang Soleh Solihun.

Kesempatan untuk bisa berkenalan, ngobrol, membantu satu sama lain dengan nama-nama tersebut benar-benar menjadi pengalaman berharga yang membuat saya sangat bersyukur bisa terlibat dalam video project ini. Saya jadi teringat dengan tweet seorang fotografer inspiratif bernama Edward Suhadi: "When we throw away our ego & pride, there's so much more we can achieve in life. Those are the ones holding us back the most." Definitely TRUE!

#2
Tantangan terbesar ke-dua adalah tantangan klasik saat membuat video surprise, khususnya untuk lawan jenis. Hahaha... Karena persepsi 'negatif' dan pandangan "ini-pasti-ada-maunya" itu mau enga mau pasti masih hinggap di pikiran banyak orang, khususnya mereka yang tidak kenal kita (tim pembuat video) secara dekat.

Sayangnya gua juga bukan tipe orang yang bisa "who-cares-what-people-say"... Jadi, akhirnya setiap kali ngeshoot teman-temannya, selalu spontan ingetin bahwa "ini saya diminta tolong keluarganya untuk jadi videografer". Dan, saat ngeshoot keluarganya, selalu bilang, "...ini video dari teman-temannya juga." Sebenarnya hal ini terjadi karena trauma...

Cerita sedikit pengalaman yang tidak mengenakan yang sebenarnya ampir buat gua mau stop aja buat video surprise.. Pas ngeshoot salah satu testimoni, waktu itu gw berkunjung ke rumah teman Si Yang Ultah ini, rumah orang yang sebelumnya belum pernah kenalan (even ketemuan). Namun, di situlah dia & banyak teman-teman lainnya Si-Yang-Ultah bisa berkumpul. Karena uda dekat deadline, ya udalah saya beranikan diri saja kan ke sana... 
Setelah sampai, persiapan, shoot sana-sini. Sehabis shoot testimoni dari dia & keluarganya, dia bilang "gw sih salut ama usaha lo, Do.. Masalahnya tinggal lo dapat atau enga aja! hahahahahaha.." Pas awalnya, gw anggap itu joke asal aja. Toh orangnya emang uda setengah mabok pas itu. Pas uda selesai shoot semua, dia bilang lagi "Ayo Do sini minum dulu. Uda cape kan lo!" Karena emang keterbatasan fisik gw yang enga bisa nengak alkohol ini, gw tolak. Setelah gw tolak terus, akhirnya dia bilang, "Aaah.. enga asik lo! Ga usah main lagi lah lo ke rumah gua. Ke sini cuma buat ngeshoot doang!" Pas pulang pun, gw say bye ke dia, dia bilang "iya iya uda pulang sana. ga usah datang lagi."

Di titik itulah, sepanjang perjalanan pulang sampai 2 malam setelahnya, semua kalimat tersebut terus terngiang-ngiang di kepala ini. *Sampai sekarang juga masih sih, hahaha* Pure 2-3 hari itu, gw ga menyentuh sama sekali hal-hal berbau video. Pada waktu itu, sempat cerita juga ke teman gw, who is very supportive with my passion on videography. Pada prinsipnya, dia mengingatkan kembali ke tujuan awal video ini.. Kalau memang untuk menyenangkan orang, then just do it. No need to listen to any negative shouts out there.. It's simply true. And, menurut gua... menurut gua pribadi sih inih ya, berbuat sesuatu untuk bahagiakan orang itu lebih keren daripada minum alkohol. :)


Yang terberat sebenarnya adalah fakta bahwa sangat tidak tertutup kemungkinan bahwa yang dibuatkan videonya pun berpikir seperti itu; Dan, akhirnya malah niat "membahagiakan" ini berubah jadi "merisihkan". A trauma that has been haunting my mind all this time. Dan, lewat semakin banyak video-video surprise yang saya buat, besar harapan untuk bisa menghilangkan trauma ini. Kalau pakai slogannya Jubilee Project... #DoingGoodIsContagious. Jadi, bilamana hal ini terjadi pada anda... Meskipun akhirnya trauma ini nantinya muncul dan pasti akan selalu muncul lagi, percayalah bahwa lebih banyak orang yang berpikir positif dan mendukung kita. Yang terpenting adalah terus berusaha membagikan kebahagiaan buat sesama. Man for and with Others. #sloganSMA #HidupKanisius #jadiChauvinisme


Monika's 26th Birthday Video


Yuk mari cyin kita kembali ke kisah birthday video untuk Monik ini. Fokus pertama tetap pada pengumpulan testimoni. Kesulitan mengatur orang-orang untuk memberikan 'kesan tentang Monika' mengakibatkan akhirnya konsep pun berubah jadi 'apapun yang ingin diucapkan untuk Monika'. hahahahahaha.. Saking begitu banyaknya pula orang yang sayang sama dia, konsep 26 orang pun berubah jadi konsep 26 scenes (45 orang). Bahkan, pada akhirnya terdapat 27 scenes karena 2 scenes terakhir datang bersamaan (yang 1 soalnya enga ada kabar2, tapi tiba-tiba jadi ikutan). Finally, konsepnya jadi Greetings dari usia #0 sampai dengan #26 ini. MAKSAAA ABEEESSS! :))))

4 Chapters on Monika's26th Birthday Surprise Video

7 Greetings dari keluarga (Chapter 1), 5 greetings dari teman bermain (Chapter 2), 11 greetings dari kontestan The Voice ID (Chapter 3), dan 4 greetings dari idola Monika (Chapter 4) menghasilkan puluhan kesan & harapan dari sekitar 45 orang untuk 1 tujuan, yakni: Kehidupan yang lebih baik bagi Monika di usianya yang baru :)

Selain testimoni tersebut, I also added couple opening scenes di awal video, yang terbagi jadi 4 bagian:
  • "Back-and-Forth". Membawa Monik dan penonton untuk sejenak kembali ke masa Monik kecil hingga kembali lagi ke hari ini, tanggal 10 Juli 2013, di mana Monik sedang menyaksikan layar kaca TV untuk menonton video surprise ini.
    Note: Big thanks to Mamanya Monik yang sudah membantu mengumpulkan foto-foto lama Monik, dan juga Kartumuu untuk birthday postcard-nya yang keren!!!
  • "Bingkai Seisi Semesta Semua yang Bisa Bercerita": Scene ini adalah scene favorit saya untuk video ini, hehehe.. Dari awal sudah keukeuh untuk memasukkan lagu Tulus ini sebagai intro video. Namun, yang jadi permasalahan adalah scene-nya harus seperti apa. Utak-atik sana-sini akhirnya come up with this writing on blackboard idea ;)
  • "Save The Date": Terinspirasi oleh video "Save The Date"-nya Axioo, saya mengajak teman-teman Monik untuk merangkai kata-kata dari lilin di kaca guna menyambut tanggal 10 Juli ini.
    Note: Big thanks to my Dad yang udah siapin kacanya dan toko mainan online apalah itu namanya untuk lilinnya :)
  • "Life Pilgrimage": Sebuah slideshow foto-foto perjalanan hidup Monika dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2013 dengan iringan lagu "Seasons of Love" dari Rent. Bagian ini tidak bisa disaksikan di YouTube karena permintaan Yang berulangtahun :)
Sekali lagi terima kasih untuk semua yang sudah terlibat dalam video ini. We did make it! YEAAAAY! :) Minta maaf juga untuk mereka yang tidak sempat dishoot atau diundang dalam video ini. Bukan maksud enga mau, tapi lebih karena keterbatasan waktu dan tiadanya kru. Next time semoga kesempatan itu bisa muncul lagi :)

Tanpa babibubebo anymore, please enjoy this 35-minute birthday surprise video...



Detil informasi dari setiap chapter, termasuk OST dan lokasi syuting, bisa diliat lebih mendalam di 'Notes' setiap video yang sudah tersimpan juga di YouTube playlist berikut: http://tinyurl.com/polmfra.

Last but not the least, hopefully this video could be a memorable birthday gift for Monika, a friendly reminder of huge supports and loves from your family & friends, and an inspiration to be a better person. May all of your dreams and everyone's wishes come true! Thanks from me personally for our friendship, your supports, and everything!

Be Happy and God Bless :)


______
@edodotcom
Dotting. Our. Communities.

"Life is a Great Big Canvas and You Should Throw All The Paint You Can on It" - Danny Kaye.